Review Buku A Court Of Thorns And Roses By Sarah J. Maas



Judul Buku 
A Court Of Thorns And Roses
Nama Penulis
Sarah J. Maas
Penerbit 
Buana Ilmu Populer
Jumlah Halaman
558 
Bahasa 
Indonesia



Sinopsis Buku 

Ketika Feyre seorang perempuan pemburu membunuh serigala di hutan, makhluk serupa binatang buas datang mencarinya untuk menuntut pembalasan. Feyre disandera di tanah magis berbahaya yang hanya pernah didengarnya dari legenda. Dia pun mengetahui bahwa makhluk itu bukanlah seekor hewan, melainkan Tamlin , peri agung abadi yang pernah menguasai dunia fana.

Perasaannya terhadap Tamlin berubah dari permusuhan dingin menjadi api yang membakar setiap cerita menyeramkan yang pernah didengarnya tentang dunia peri. Namun, kesuraman semakin menaungi dunia itu, dan Feyre harus menghentikannya atau malapetaka akan menimpa Tamlin dan dunianya selama- lamanya.

My Review 


Buku yang mengambil ide cerita tentang manusia jatuh cinta dengan vampire, manusia jatuh cinta dengan zombie, manusia jatuh cinta dengan peri dan ada juga manusia jatuh cinta dengan monster ( seperti di film dan juga buku The Shape Of Water By Guillermo Del Toro). Mungkin membuatnya terkesan menarik, ide yang segar dan jarang terjadi di dalam kehidupan nyata. Kalau secara nalar bagaimana bisa ada hal seperti itu. Dan memang ide yang unik sering mendapat banyak perhatian banyak orang.

Sebagai seseorang yang tidak terlalu nyaman cerita romance seperti saya ini, saya merasa sedang menghadapi kegalauan luar biasa ketika hendak membeli buku ini. Oke, buku ini memang populer dan satu hal tambahan lagi kalau kamu tahu bahwa saya juga tidak cocok dengan buku populer. Jadi, hal itu komplet. Buku yang ada romancenya dan populer memang enggak banget. Buat saya maksudnya.

Tetapi, karena saya penasaran akhirnya saya membeli buku ini dengan harga lumayan murah dibawah standar harga biasanya. Saya sangat beruntung sekali. Jika kamu mau membelinya secara online beli saja di toko buku online grobmart.com.Di jamin murah.

Secara saya kurang cocok dengan buku populer dan romance,saya ragu. Tetapi, karena tergiur dengan fakta covernya keren maka saya beli. Dan ketika saya membaca buku ini, buku ini sangat mengejutkan membuat saya untuk menyukai lebih lagi di luar dari keterkejutan saya kenapa menyukai buku ini. Saya suka Feyre, saya suka Tamlin, saya suka Lucien apalagi saya suka penulisnya. Makasih mbak Sarah J. Maas yang benar - benar membuat saya suka dengan buku ini. 

Kalau saya bisa ceritakan bahwa ketika membaca buku ini saya sering lupa waktu. Lupa makan, lupa tidur dan lupa pergi kerja ( untung tidak di marahi atasan ). Karena apa ? Karena ceritanya yang mengasyikkan dan seru. 

Kalau berbicara tentang biasanya kalau buku romance selalu ada adegan yang buat kita harus hidupkan AC , kipas angin biar tidak kepanasan. Memang ada. Tetapi, hal yang membuat saya benci baca buku romance yah itu tadi. Tidak suka ada adegan romance berlebihan. Tetapi, di dalam kisah dan jalan cerita yang ditulis oleh penulis kata - kata yang dituliskan sangat indah saya sendiri saja saat membacanya takjub karena kata - kata yang digunakan sangat indah sekali. Hal yang seharusnya bersifat vulgar tetapi berisi penuh dengan makna yang betul - betul indah. Dan saya tidak menemukan ada kata - kata yang bersifat vulgar dan intim. Intinya penulis membuat kesan bahwasanya seperti itulah yang namanya cinta yang tulus. Cinta yang tulus adalah cinta dengan hati yang memang benar saling mencintai bukan cinta karena faktor fisik dan hubungan yang tidak pantas.

Buku ini juga mengubah persepsi saya walaupun saya juga masih berhati - hati juga sih untuk membeli buku romance dan yang populer. Oh, ya untuk chemistry antara Feyre dan Tamlin saya sangat suka.

Berbeda dengan buku romance yang sebelumnya pernah saya baca. Hubungan kedekatan antara wanita dan pria sering kali di buat dengan alur yang cepat. Waktu yang diperlukan juga di buat seolah - olah layaknya cinta pada pandangan pertama. Menurut saya, hal itu membuat setiap karakter di cerita tersebut menjadi membosankan karena terlalu dipaksakan.

Tetapi, saya suka dengan mbak Sarah J. Maas membuat kisah cinta antara Feyre dan Tamlin berubah secara perlahan - lahan sedikit - demi sedikit. Sehingga proses yang demikian membuat saya penasaran bakal apa yang akan terjadi selanjutnya.

Hubungan pertemanan antara yang Lucien dan Feyre yang selalu perang mulut setiap kali bertemu juga sangat kocak. Sehingga hubungan yang awalnya kaku sedikit demi sedikit juga mencair. Saya suka penulis membuat karakter Feyre yang pemberani, tegas, dan tidak mudah percaya orang lain. Sikap hati - hatinya juga ditunjukkan ketika Tamlin pernah bertanya kepada Feyre kenapa suka berkuda bersama Lucien daripada dirinya. Feyre memberikan pernyataan bahwa walaupun menyebalkan Lucien bersikap seperti dirinya sendiri. Beda dengan Tamlin yang menutupi siapa dirinya. Feyre belum terlalu mengenal sebenarnya sifat dari Tamlin. Feyre ingin Tamlin seperti Lucien( saya suka ekspresi dan sikap cemburu Tamlin saat itu ).

Hal yang membuat saya sedih adalah ketika rumah Tamlin kedatangan salah satu dari Peri Agung bernama Rhysand . Yang membuat seorang Peri Agung dan juga Tuan Agung Musim Semi seperti Tamlin harus takut dan berlutut di hadapannya. Sehingga kedatangan Rhysand mengubah suasana yang tenang menjadi penuh ketakutan. Tiba - tiba Tamlin harus memulangkan Feyre agar ia terlindungi oleh makhluk - makhluk lain yang akan menyakitinya. Adegan dimana mereka berdua berpisah dan saat perasaan mereka berdua dikorbankan sungguh sangat menyedihkan menurut saya. 

 Di buku ini saya berpendapat mereka bertiga bisa cocok dan memahami satu sama lain karena mereka bertiga memiliki masa lalu yaitu ditinggalkan oleh keluarga sendiri baik Feyre, Tamlin dan Lucien. Makanya mereka kalau digabungkan jadinya cocok.Chemistry mereka dapat banget.

Di pikir - pikir saya sangat suka dengan cover dan kokohnya buku dari penerbit BIP ini enak di pegang karena lembut ketika saya sentuh dan tidak mudah koyak ujung bukunya.Lemnya juga kuat. Memang buku - buku BIP masih satu produksi dengan  Gramedia. Tetapi, untuk covernya buku - buku Gramedia kuat dan kokoh. Tetapi, ketika saya pegang covernya kaku dan mudah terkelupas menjadi dua ujung bukunya. Ada beberapa buku dari penerbit BIP yang saya punya saya bawa baca sambil tidur , makan dan saya bawa kedalam tas untuk saya baca di kantor. Tetapi masih bagus walaupun tidak saya sampul. Sampai - sampai ketika saya mau membacanya saya suka menyentuhkan telapak tangan saya ke covernya karena saya suka sekali memegang bukunya. Maunya karena sama - sama satu pabrik namun beda nama penerbit covernya harus sama - sama bagus. Sorry ya kalau saya cerewet. Semoga penerbit mau menerjemahkan dan menerbitkan seri ini sampai tuntas. Kalau bisa karya mbak Sarah J. Maas semuanya di terjemahkan. Karena saya suka banget buku karangan mbak Sarah.

Dan semoga yang belum baca, perlu punya buku ini. Atau mungkin sama seperti saya rela menunggu seri terjemahan daripada beli yang masih berbahasa Inggris.




''Mengapa aku harus menghinamu karena kekurangan yang bukan kesalahanmu ? Biarkan aku membantumu . ( Tamlin, hal 171)


'' Sebab aku pasti ingin ada orang yang memegangi tanganku hingga akhir nyawaku, dan sebentar saja setelahnya. Semua berhak mendapatkannya, baik manusia ataupun peri. ( Feyre , hal 220)


''Apakah kau pernah berhenti bersikap terlalu serius dan membosankan ?''( Lucien, hal 135); ''Apakah kau pernah berhenti bersikap menyebalkan?'' Aku balas membentak. Mati. Sungguh, benar - benar , aku seharusnya sudah mati karena itu( Feyre , hal 135 ).


Comments

Popular posts from this blog

Review Buku The Trials Of Apollo# I, The Hidden Oracle Karya Rick Riordan

Review Buku Salt To The Sea Karya Ruta Sepetys