Review Buku Holding Up The Universe ( Dunia Kita ) By Jennifer Niven
Judul Buku
Holding Up The Universe ( Dunia Kita )
Penulis
Jennifer Niven
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama
J. Halaman
496 halaman
Tgl Terbit
19 Maret 2018
Bahasa
Indonesia
Sinopsis Buku
Semua orang mengira kenal Libby Strout, cewek yang pernah dijuluki ''Remaja Paling Gemuk Se- Amerika''. Namun tak ada yang tahu siapa dia sebenarnya. Setelah kematian ibunya, Libby mengurung diri. Tetapi, sekarang Libby siap menyambut SMA, teman - teman baru, cinta dan SEMUA KESEMPATAN DALAM HIDUP.
Semua orang juga mengira kenal Jack Masselin. Cowok itu sangat percaya diri, bisa bergaul dengan siapa saja. Namun, tak ada yang tahu rahasia Jack: ia tidak dapat mengenali wajah. Ia mampu mengotak - atik apapun, tapi tidak bisa memahami bagaimana otaknya bekerja. Karena itu ia punya prinsip: Jadilah orang yang menyenangkan. Jadilah orang yang lucu. Tapi, jangan terlalu dekat dengan siapa pun.
Sampai ia bertemu Libby.Ketika keduanya terlibat dalam permainan keji SMA yang membuat mereka harus ikut konseling dan pelayanan masyarakat- Libby dan Jack kesal, dan terkejut. Sebab ternyata semakin sering mereka bersama, semakin mereka tidak kesepian...Karena kadang ketika kau bertemu seseorang, dunia berubah, duniamu dan dunianya.
My Review
Ketika kita bertemu dengan orang yang mengalami masa lalu dan masalah yang sama hampir pasti kita dan dirinya akan menjadi sahabat dekat. Karena menjadikan kita saling memahami satu dengan yang lain.
Hal itu juga yang di rasakan oleh Libby dan Jack. Perkenalan yang mengejutkan yang di awali dengan permainan yang merupakan ulah dari teman Jack sendiri yang melakukan permainan '' Rodeo Orang Gemuk''. Jack dan Libby terlibat hukuman yang berujung kedekatan mereka untuk menyadari betapa mereka bisa memahami.
Jack menderita penyakit prosopagnosia yang terjadi akibat ia jatuh dari atap saat usia 6 tahun dan mengalami kerusakan pada otaknya. Sehingga ia sekalipun tidak mengenali orang - orang di sekitarnya. Ia bisa mengenali lewat identifikasi unik di tiap - tiap wajah dan fisik baik ortu bahkan teman - teman Jack sendiri.
Sedangkan Libby mengalami masa yang sulit ketika di usia sepuluh tahun ia kehilangan kehadiran seorang ibu yang sangat ia sayangi secara tiba - tiba sehingga membuat Libby sendiri tidak mau keluar rumah dan mengakibatkan ia mengalami kelebihan berat badan sehingga ia susah bergerak.
Yang membuat saya masih bertanya - tanya apakah ortu dari Jack sadar bahwasanya ada masalah pada otak Jack saat ia terjatuh ? Dan ada hal - hal yang saya ambil keputusan di sini. Dan menurut saya jika kita dekat dengan orang tua kita betapa pun kita sakit dan memiliki masalah tidak di beritahukan pun, orang tua pasti akan tahu. Sama seperti kedekatan Libby dengan ayahnya yang sangat perhatian. Karena tanpa di beritahu oleh Libby, ayahnya bisa tahu. Sedangkan ketika Jack memiliki masalah, kenapa ortunya tidak peduli yah ?
Yang mengesankan, Jack yang kesulitan mengenal wajah seseorang bisa langsung mengetahui siapa itu Libby yang baru ia kenal tanpa harus butuh waktu lama untuk mencari identifikasi dari Libby.
Di buku ini juga saya mendapatkan suatu perbandingan antara Libby dan Jack. Di buku ini di buat dengan cerita antara Jack dan Libby. Di satu sisi saya menganggap Jack mencoba untuk bersikap semuanya biasa - biasa saja namun ada sesuatu yang membuatnya tampak merasa bingung dan terkejut ketika ia di diagnosis tidak akan sembuh. Sedangkan Libby yang mendapatkan bully oleh orang - orang yang memandanginya dan mencemoohnya berusaha untuk tidak peduli dan bertahan bukan untuk dirinya dan ayahnya. Tetapi, untuk membuat bangga ibunya yang telah tiada.
Saya suka dimana kencan pertama Jack dan Libby di suatu restoran ketika mereka berdua menari sepuas mereka dan tanpa peduli apa pendapat dan pandangan orang lain. Di sinilah yang bisa saya rasakan bahwasanya ada luka di dalam hati mereka dan bahwasanya mereka tidak bisa keluar dari masalah itu. Yang bisa mereka berdua lakukan ialah memberikan dukungan semangat satu sama lain.
Mereka berdua ingin menunjukkan bahwasanya mereka yang seperti itu, mereka yang berbeda dengan yang lainnya ingin di hargai, ingin di pahami dan ingin di pedulikan. Jack dan Libby berharap jika masih ada waktu dan jika Tuhan masih memberikan kehidupan mereka ingin menunjukkan bahwa mimpi itu untuk semua orang
Bagaimanapun menakutkannya mengejar mimpi, tidak melakukannya bahkan lebih menakutkan lagi ( hal 342)
Comments
Post a Comment