Review Buku Salt To The Sea Karya Ruta Sepetys

Salt To The Sea

Judul Buku    : Salt To The Sea
Penulis           : Ruta Sepetys 
Penerbit         : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit  : Februari 2018 

Sinopsis


Tahun 1945.
Perang Dunia II merambah Prusia Timur.
Jutaan pengungsi pergi mencari tempat aman.
Di antara mereka terdapat empat orang dengan kisah dan rahasia yang berbeda.
Takdir mempertemukan keempatnya di Wilhelm Gustloff, kapal megah yang menjadi tempat mereka menggantungkan harapan bersama lebih dari sepuluh ribu penumpang lainnya.Tapi, sebelum kebebasan sempat di raih, tragedi besar pun terjadi. Tak peduli dari negara mana mereka berasal dan status apa yang mereka sandang, ribuan penumpang kapal harus berjuang keras melakukan satu hal : bertahan hidup.

My review 


Salt to the Sea

Hai, penjelajah buku

Sudah lama sekali sejak postingan saya yang terakhir. Memang tidak penting juga, tetapi rasanya saya cukup merasa tersanjung dengan masih banyaknya pengunjung yang membaca review buku saya. Jadi, saya ingin menebusnya dengan review saya kali ini.

Untuk pertama sekali, saya berterimakasih buku ini di terbitkan dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Saya baru pertama sekali memiliki dan membaca buku historical fiction.  Dan rasanya untuk saat ini saya bersyukur dengan betapa cepatnya penerbit menerjemahkan buku ini. 

Novel ini adalah novel yang bertemakan tentang perang dunia ke - II. Untuk sejarah dari perang dunia ke - 2, saya masih kurang mengetahui detail dari masalah tersebut. Yang saya tahu hanyalah kekejaman Hitler dengan membunuh orang - orang Yahudi. Oleh karena itu, saya sangat sangat sangat menyukai penulis buku ini yang sangat berusaha sekali melakukan riset dan menyajikan kembali sejarah masa lalu yang kelam. Sehingga bagi saya yang belum mengetahui tentang sejarah dari Perang Dunia II dapat belajar dan mengetahui apa yang terjadi saat itu lewat buku ini.

Tragedi tenggelamnya kapal yang terkenal mungkin yang saya ketahui hanya ''Tenggelamnya Kapal Titanic'' namun kenyataannya Wilhelm Gustloff adalah sebuah kapal penumpang Jerman yang mengangkut warga sipil dan prajurit yang terluka dalam Perang Dunia II dan di torpedo oleh kapal selam Uni Soviet S-13 di tengah Laut Baltik pada tanggal 30 Januari 1945. Diperkirakan sekitar 9.400 penumpangnya meninggal. Sejauh ini, musibah Wilhelm Gustloff dianggap sebagai musibah kapal tunggal terbesar dalam sejarah . Kecelakaan besar lain dan sangat terkenal adalah tenggelamnya kapal RMS Titanic ( sumber dari Wikipedia Bahasa Indonesia ).

Di kisahkan ada 4 orang yang di ceritakan secara bergantian yakni Joana, Florian, Emilia dan Alfred. Joana adalah seorang perawat wanita yang murah hati yang siap membantu orang yang sedang sakit namun ia menyimpan rahasia tentang apa yang terjadi dengan keluarganya. Florian adalah seorang Jerman yang sangat pandai namun ia memiliki misi rahasia di dalamnya yang membuatnya harus membuat kartu identitas palsu. Emilia adalah gadis Polandia yang berumur belasan tahun dan ia bukan hanya menyelamatkan dirinya sendiri dari peperangan tetapi juga menyelamatkan bayi yang di kandungnya. Dan Alfred adalah seorang pria yang suka menulis surat kepada orang yang dicintainya namun kenyataannya isi surat itu adalah suatu kepalsuan dan berisi penuh kebohongan. Ia hanya berpikir dan berbicara kepada dirinya sendiri.
Berempat mereka semua tergabung dalam kumpulan pengungsi lain yang berharap dapat selamat dan dapat merengkuh kebebasan. Tetapi, harapan yang tulus terkadang tidak berjalan semestinya.

Ada yang mengatakan buku ini adalah buku yang menyedihkan. Namun, saya berpendapat buku ini adalah buku yang mengerikan. Bukan karena buku ini buruk sama sekali.Bukan. Tetapi, peristiwa yang tertulis dan nyatanya terjadi itulah yang mengerikan. Sejenak saya berpikir jika saya hidup di masa itu, apakah saya bisa lolos  dan tetap hidup. 

Buku ini berisi ketakutan, ketidakpercayaan, keputusasaan namun juga ada harapan, kekuatan dan keyakinan bahwasanya mereka dapat melalui penderitaan tersebut. Kenangan buruk itu pasti membekas apalagi bagi yang mengalaminya. Namun, dengan bantuan penulis saya menjadi sadar diri bahwasanya hidup itu penuh perjuangan namun perang adalah tindakan yang paling egois yang saya tahu karena tidak mempedulikan akibat terhadap orang lain.

Mungkin, saya dan kita semuanya pantas bersyukur tidak hidup di jaman tersebut. Tetapi, bukan berarti kita lupa akan kenangan pahit yang pernah terjadi. Di dalam buku ini, saya membayangkan ada anak - anak , wanita , orang yang sudah tua yang mengalami peristiwa yang mencekam. Cukup banyak saya sangat berterimakasih karena dapat membaca buku yang bagus ini. Pantas saja jika penulis mendapatkan banyak penghargaan atas karya tulisnya. Karena hasil kerja keras itu tidak pernah terbuang sia- sia.

Sekali lagi saya sangat berterimakasih, buku yang semenakjubkan dan sebagus ini ada di tangan saya dan bisa mengubah persepsi saya agar selalu bersyukur dengan apa yang saya miliki. Dan selagi saya masih di berikan waktu untuk hidup oleh Tuhan ada baiknya saya menggunakannya sebaik mungkin. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok.

Alam.
Itulah sesuatu yang juga tidak bisa dirampas perang dariku. Nazi tidak bisa menghentikan angin dan salju. Orang Rusia tidak bisa mengambil matahari atau bintang. ( Emilia, halaman 64 )

Kami, para penyintas, bukanlah saksi yang sesungguhnya. Para saksi sesungguhnya, yang tahu kebenaran yang tak terungkapkan , adalah orang - orang yang tenggelam, mati dan menghilang. 
( Primo Levi)



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku The Trials Of Apollo# I, The Hidden Oracle Karya Rick Riordan

Review Buku A Court Of Thorns And Roses By Sarah J. Maas