Review Buku The Darkest Ray




Judul Buku     :   The Darkest Ray
Penulis           :    Sanaz Nadya & Andhyrama
Penerbit         :    PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit  :    2017
Bahasa          :    Indonesia
Halaman        :   350 halaman

Dua gadis baru saja kehilangan ibunya. Aisheen diharuskan menggantikan posisi ibunya sebagai tabib istana yang meninggal secara misterius. Dia bertekad untuk mencari tahu sebab kematian orangtua satu - satunya tersebut. Sementara itu, Hara memilih membunuh ibunya untuk mendapatkan kekuatan gelap yang selama ini merasuk didalam tubuh orang yang melahirkannya. Dua gadis itu bertemu di Brillantor , negeri yang tak tersentuh sinar matahari selama dua dekade. Dua jiwa dengan perbedaan tujuan itu tinggal di tempat yang sama. Istana, tempat di mana permainan takhta , perlombaan ambisi dan perkelahian berdarah berlangsung. Hara dans segala srateginya berniat menggenggam seluruh negeri untuk menumpaskan balas dendam. Aisheen dengan segala keteguhannnya berniat menyatukan Brillantor untuk menemukan keadilan. Namun, kedua tujuan itu terhalang satu hal. Sang Sinar Kegelapan, cahaya yang paling gelap yang ada di alam semesta tengah merengkuh jiwa untuk tujuannnya sendiri.

Kisahku ketika membeli buku ini :

Mencari buku murah tetapi kualitas jalan cerita yang bagus sangat susah yah. Aku membeli buku ini awalnya adalah sebenarnya aku mencari buku - buku untuk bahan masukan dalam penulisan skripsi aku. Karena ada promo diskon 15 % untuk buku - buku kuliah aku membeli tiga buku paket dan karena ada sisa uang yang lebih ,aku berniat untuk membeli buku novel. Mencari buku menurutku lebih sulit bahkan sangat sulit dibandingkan membeli baju di toko pakaian. Aku bahkan menghabiskan waktu lebih dari 1 jam saat itu.

My Review  : 

Sebagai seorang penyuka buku fantasi saya suka gaya penulisan dan penyampaian cerita yang membuat saya nyaman membaca buku.Buku ini adalah buku cerita fantasi yang penulisnya adalah orang Indonesia. Aku termasuk selektif dalam hal - hal membeli buku lokal dikarenakan setiap aku membeli buku - buku dengan penulis lokal hampir keseluruhan jalan ceritanya tentang romance dan walaupun ada buku fantasi karya Dee Lestari dan Tere Liye aku masih ragu untuk membeli dan membacanya. Aku menganggap karena buku - buku lokal terlalu banyak tentang percakapan dua orang atau lebih dan si pembaca seperti orang asing yang tidak bisa masuk di dalam cerita. Beda jika gaya penulisannya yang di tulis oleh penulis luar yang membawa masuk si pembaca buku untuk masuk ke dunia yang ceritanya di buat oleh penulis tersebut. Untunglah, di buku ini aku tidak menjadi penonton tetapi seseorang yang bisa tenggelam di dalam buku dan di dalam buku ini jalan ceritanya di buat oleh penulis sangat baik sehingga aku tidak bingung atas penjelasan - penjelasan yang di buat tidak kaku dan tidak membingungkan.

Buku ini bercerita tentang penyihir dan buku yang bercerita tentang penyihir di luar sana sangat banyak yang membahas tentang penyihir. Berbeda sekali di Indonesia, para penulis Indonesia sangat jarang menulis tentang cerita fantasi yang menurut saya perlu di kembangkan dan diperbanyak.Karena tidak semua orang - orang Indonesia suka buku yang bercerita tentang cinta termasuk saya.

Buku ini juga ada typo yang membuat aku bingung. Namun, jangan membuat hal typo ini membuatmu tidak mau membaca buku ini, yah.


Di buku ini disematkan peta wilayah kerajaan Brillantor yang membuat aku mendapatkan kesan bahwa buku ini di buat semirip mungkin layaknya buku - buku fantasi luar yang sangat jarang saya dapati di buku lokal.

Namun, permasalahan yang sebenarnya adalah :


Penulis juga menyematkan orang - orang yang perannya terdapat di dalam buku. Jika, kamu mengecek di peta wilayah bahwa nama - nama daerahnya seperti nama - nama wilayah di perbatasan seperti wilayah Kerajaan Eropa jaman dahulu atau nama - nama wilayahnya sama seperti nama wilayah saat peradaban barat jaman dahulu. 
Namun, pakaian yang di kenakan oleh orang - orang kerajaannya seperti pakaian hanbok yang terdapat di kerajaan Korea. Yang typonya pakaian Afsheen dan Hara tidak cocok karena pakaian terbuka tidak di perbolehkan dikenakan di dalam kerajaan korea.

Ada juga permasalahan lain yaitu karena buku ini menceritakan tentang seseorang yang ketahuan adalah seorang penyihir harus di bunuh. Namun, jika di ada orang - orang yang ketahuan bahwa ia adalah penyihir di dalam peradaban barat jaman dahulu misalnya di wilayah Eropa, penyihir tersebut di salibkan, di bunuh dan ditenggelamkan. Penyihir disana tidak di hukum mati dengan di bakar. Karena iblis terbuat dari api. Penyihir disamakan dengan iblis jadi jika penyihir di bunuh dengan dibakar orang - orang percaya akan menambah kekuatan dari penyihir itu.

Lain penyihir di Eropa, lain lagi dengan di Kerajaan Korea. Para penyihir malah di gunakan untuk mendatangkan hujan dan menghentikan wabah penyakit dan bencana alam lainnya. Jadi, mereka sering di undang oleh orang - orang kerajaan jika ada anggota kerajaan yang sakit namun tidak bisa sembuh bahkan meminum obat yang di sediakan oleh tabib sakti sekalipun.



Saat aku membaca buku ini aku sedang berada di bukit dan di bawahnya ada laut yang sangat luas.Karena saya tinggal di kota yang di kelilingi laut. Karena itu pulau yang saya tempati ini membuat saya mendapatkan tempat yang baik untuk membaca buku sambil di tiup angin laut.

Buku ini sangat bagus dan jalan ceritanya sangat menarik. Jadi, jangan segan untuk membacanya. Untuk typo, menurut saya apa mungkin penulisnya ingin menggabungkan kerajaan Korea jaman dahulu dengan peradaban barat yah. Namun, penulis juga menuliskan hal - hal kocak juga di dalam ceritanya dan saya pastikan kamu tidak akan merasa bosan.


Ini saat si Hara yang kasar menyihir  dirinya menjadi Afsheen yang lemah lembut. Makanya, Flora merasa heran dan agar si Hara tidak di curigai jadi ia membuat alasan yang membuat saya tertawa.
Penulis ada- ada saja memang kalau wanita datang bulan jadi  mudah emosi, yah. Khan , tidak semuanya seperti itu.

Lebih baik kamu baca sendiri, biar tidak penasaran.Karena, menurut saya masih sedikit penulis- penulis Indonesia yang mau menulis tentang fantasi. Jadi, buku ini membawa angin segar bagi para penulis yang lain yang ingin mencoba cerita - cerita fantasi yang lainnya.

Kenapa saya menyarankannya, karena saya suka buku fantasi. Dan petualangan saya tidak bisa berhenti sampai di sini saja.


The fountains mingle with the river, And the rivers with the ocean, The winds of heaven mix forever With a sweet emotion; Nothing in the world is single; All things by law divine In one another’s being mingle;– Why not I with thine? -Percy Shelley

Gambar di atas saya khususkan untuk Afsheen yang suka meramu dan meracik obat.

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku The Trials Of Apollo# I, The Hidden Oracle Karya Rick Riordan

Review Buku Salt To The Sea Karya Ruta Sepetys

Review Buku A Court Of Thorns And Roses By Sarah J. Maas