REVIEW BUKU THE CURSE OF THE WENDIGO


The Curse of the Wendigo by Rick Yancey

Sinopsis :

Petualangan Will Henry berlanjut bersama Doktor Pellinore Warthrop di Kanada. Di awali dengan permintaan seorang wanita yang bernama Muriel yang adalah mantan kekasih Doktor Warthrop yang meminta bantuan doktor untuk menyelamatkan suaminya John Chanler yang merupakan teman baik doktor sendiri. Bukannya bertemu dengan John malah mereka bertemu dengan sahabat baiknya yang telah berubah menjadi makhluk mitos yang di sebut Wendigo.




Gambarnya saya photo ketika dapat paket. Jadi, ada buku - buku lain yang terekspos.


Judul Buku       : The Curse Of The Wendigo
Penulis              : Rick Yancey
Penerbit            : PT Gramedia Pustaka Utama
J. Halaman       : 480 halaman
Edisi                 : Bahasa Indonesia
Tahun terbit      : 2017

My Review :

Saya merasakan kurang terbius dengan jalan cerita di buku kedua The Monstrumologist ini. Karena apa ? Karena penjelasan akan makhluk mitos yang di sebut Wendigo ini kurang saya pahami seutuhnya. Dan di bab- bab terakhir saja saya bisa merasakan ketegangan dan ketakutan namun juga keheranan akan misteri dari Wendigo yang diceritakan di buku ini.

Yang saya heran di buku ini lebih banyak terfokus akan jalinan cinta segitiga antara Muriel, Doktor Warthrop dan John Chanler. Yah, yang begini ini yang saya malas kalau soal romance. Jadi, sebagian besar bab - bab di penuhi akan hal itu. Namun, saya merasa buku kedua ini lebih bersifat kepada kedekatan emosi antara Will Henry dengan doktornya sendiri yang selalu tidak bisa jauh satu sama lain. Saya juga bisa memahami dan mengerti sekaligus dapat berempati kepada Doktor Wrathrop dengan kegigihannya menolong John temannya itu walaupun dia sendiri kelelahan saat di hutan mencoba menolong temannya itu.

Sehingga, jika saya memilih karakter mana yang saya suka di seri buku ini saya akan memilih doktor Wrathrop. Karena kelihatannya saja pribadinya cuek, pemarah, emosian dan sombong. Tetapi, dari buku inilah saya menjadi suka dengan kepribadian doktor yang dingin di luar tetapi hangat di dalam.

Wendigo

Saya ada membaca sebelumnya dari review dari buku ini bahwa Wendigo adalah vampir. Dan nyatanya hal itu salah besar. Yang sebenarnya adalah Wendigo adalah roh - roh jahat yang bersifat kanibal dan berasal dari manusia. Sehingga ia bisa merasuki pikiran manusia dan mengubahnya menjadi kanibal mematikan. Dan wendigo adalah manusia yang melakukan kanibalisme. 

Dan cara membunuh manusia lain yang di lakukan oleh Wendigo sangat di deskripsikan dengan terpotong - potong. Nyaris , saya sempat tidak ingin melanjutkan. Karena rasa penasaran saya berputar - putar liar dengan mencari bab - bab bagaimana makhluk mengerikan tersebut memakan mangsanya. Ternyata, hanya di ceritakan dalam tiga bab tetapi mampu membuat saya takjub.

Sebaliknya, di balik kebengisan Wendigo yang tidak pernah puas akan darah, jantung dan apapun dari manusia. Saya mendapatkan banyak hal - hal yang membuat saya menyadari bahwa saya merasa bersyukur dekat dengan Tuhan. Saya tidak mau menjadi manusia yang mudah putus asa,mudah kacau balau seperti John dan di pengaruhi oleh suara - suara yang mengacau balaukan dan mempengaruhi saya melakukan hal - hal yang tidak manusiawi. 

Setelah saya membaca buku ini, saya mendapatkan kesimpulan bahwa banyak manusia yang sering terpengaruh oleh suara - suara yang menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan yang jahat. Walaupun dalam porsi yang tidak akan membuatmu menjadi pemangsa manusia. Tetapi, banyak saya melihat di luar sana kejahatan - kejahatan yang timbul karena terpengaruh akan keinginan yang buruk dan tidak bisa mengendalikan diri. Sama seperti orang yang tidak kuat imannya hendaklah kita tidak menjadi wendigo - wendigo kecil yang akan memangsa keluarga sendiri.

Untuk covernya saya suka karena sesuai dengan buku yang pertama. Dan buku ini tidak jelek - jelek amat tetapi kurang di dalami tentang wendigo itu apa karena saya penasaran juga tetapi karena kurang di gali saya merasa buku yang kedua ini tidak terlalu menakutkan tidak seperti buku yang pertama.

Alhasil, saya menunggu buku The Isle of Blood dan The Final Descent di terjemahkan oleh Gramedia. Dan saya akan tetap menunggu...



''Dalam ruang bawah tanah gelap yang di banjiri kotoran manusia, bayi kelaparan itu ditenggelamkan , paru - paru kecilnya dipenuhi cairan tubuh dari enam ratus manusia lain, kemudian wajahnya dikuliti, seperti kita mengupas kulit apel, dan dibuang ke sungai nerakanya Dante...''

''Atas nama semua hal yang suci itu, beritahu aku mengapa Tuhan merasakan perlu menciptakan neraka .Kelihatannya sangat mubazir.'' ( Will Henry, halaman 447)

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku The Trials Of Apollo# I, The Hidden Oracle Karya Rick Riordan

Review Buku Salt To The Sea Karya Ruta Sepetys

Review Buku A Court Of Thorns And Roses By Sarah J. Maas