REVIEW BUKU THE GIRL WHO DRANK THE MOON

Judul Buku       : The Girl Who Drank The Moon

Penulis             : Kelly Barnhill

Penerbit           : Buana Ilmu Populer

Bahasa            : Indonesia 

Tahun Terbit     : 2017

My Sinopsis :

Warga Protektorat setiap tahun mempersembahkan korban yakni seorang bayi kepada penyihir dan meletakkannya di tepi hutan dengan tujuan agar segala musibah tidak menimpa warga kota tersebut. Tetapi, di sisi hutan yang lain setiap tahunnya Xan ( seorang penyihir ) melakukan perjalanan menuju tepi hutan untuk mengambil bayi - bayi yang dibuang dan Xan tidak tahu kenapa hal itu terjadi.Namun, kesalahan yang tidak di sengaja membuat Xan harus menyuapi seorang bayi perempuan dengan sihir bulan sehingga bayi tersebut kekenyangan sihir bulan dan penuh dengan sinar bulan. Dan Xan memanggil nama anak itu Luna.

My Review :

Sebelumnya saya tidak menyangka akan dapat memiliki buku ini. Karena saya sempat naksir ingin beli buku ini versi bahasa inggrisnya. Tetapi, tiba - tiba ketika sedang jalan - jalan ke toko buku saya melihat buku ini dan langsung membelinya walaupun harganya saat itu kisaran diatas Rp 100.000,-. Ah, tak apa - apa deh yang penting punya bukunya begitulah pemikiran saya. Dan saya cukup terkesan dengan covernya. 

Membahas tentang isi cerita dari buku ini awalnya kita akan di suguhkan oleh penulis tentang pendapat dari dua pemikiran yang berbeda antara para dewan tetua yang percaya bahwa penyihir jahat dan pemikiran dari Xan yang adalah seorang penyihir yang tidak mengetahui alasan setiap tahun ada bayi yang ditinggalkan sendirian di hutan. 

Kesan di buku ini awalnya membuat saya kebingungan. Penulis mencoba menjelaskan setiap detail kejadian sehingga maklum saja saya terus - menerus meletakkan buku ini di tepi tempat tidur. Dan jika ada mood baru membacanya. Namun, ceritanya makin seru ketika Luna sudah berusia 11 tahun. 

Selain menceritakan tentang Luna ada juga tentang seorang pemuda yang bernama Antain yang rupawan menolak dirinya menjadi penerus generasi calon tetua yang saya anggap terlalu diskriminatif. Antain menolak sikap anggota dewan mengorbankan bayi tiap tahun untuk kebaikan seluruh warga kota Protektorat padahal tindakan mereka sama sekali tidak menunjukkan kebaikan tetapi lebih kepada keegoisan.

Selain Xan dan Luna kita akan di buat takjub dengan Fryian seekor naga yang hanya pandai matematika dan hanya itu saja dan Glerk yakni monster rawa yang suka berpuisi.Bersama dengan nenek Xan, Fryian dan Glerk hari - hari Luna kian berwarna. Namun, tidak dengan nenek Xan.( kalau mau tahu baca saja bukunya).

Saya menganggap penulis sangat mahir di dalam mengembangkan imajinasi dan menuliskannya di buku ini. Dan saya berpendapat bahwa penulis ingin membuat penyihir versinya sendiri dengan jalan cerita yang lebih berpusat pada pembayangan imajinasi tersebut. Maksud saya adalah penulis menulis tentang sihir dan lain sebagainya itu dan membuat saya dapat membayangkan dan sekaligus merasakan kekuatan dari sihir itu. 

Yah, penulis sangat pandai melakukan sihir kata - kata. Kata - kata yang memiliki kemampuan untuk menyihir pembacanya. Dan saya ketika saat membaca buku ini teringat dengan keinginan masa kecil saya yang ingin menjadi seorang penyihir. Tetapi itu, masa lalu saja sekarang. Jadi, buku ini sangat bisa menyentuhmu dan menarikmu lebih dalam ke alam imajinasi.

Dari awal saya punya kebiasaan selalu berasumsi dan menarik kesimpulan dahulu ketika menilai buku padahal belum selesai di baca. Sejak dulu kalau saya membaca buku yang awal ceritanya membosankan pasti di akhir cerita bukunya akan menjadi keren. Dan buku tersebut jadi buku favorit saya.

Sehingga ketika kamu sedang membaca buku dan merasa bosan jangan kembalikan buku itu ke rak buku. Cobalah membacanya sampai selesai. Dan rasakan sihir kata - kata yang tersimpan di buku yang kamu baca itu yang akan menyihirmu secara perlahan - lahan.

Mau tahu cerita keseluruhannya . Beli dan baca deh bukunya.